Minggu, 15 Oktober 2017

Bagaimana cara terbebas dari pornografi, percabulan dan hawa nafsu seksual ?

          Di tengah masyarakat terutama bagi kalangan religius, biasanya topik mengenai hal-hal yang berhubungan dengan pornografi, percabulan dan hawa nafsu seksual dianggap tabu atau dihindari untuk dibicarakan. Tetapi realitanya, semua orang memiliki masalah dalam hal ini, meskipun kebanyakan orang (terutama yang religius) setuju bahwa semua hal itu membawa akibat yang tidak baik, namun secara tersembunyi mereka masih melakukan aktivitas menikmati pornografi dan percabulan. Jadi bagaimana kita dapat terbebas dari pornografi, percabulan dan hawa nafsu seksual?
  
        Kita harus terlebih dahulu mengetahui dan memahami apa sebenarnya tujuan Allah memberikan manusia nafsu seksual. Alkitab menyatakan, maka Allah menciptakan manusia itu itu menurut gambarNya, menurut gambar Allah diciptakanNya dia; laki-laki dan perempuan diciptakanNya mereka. Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: "Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut, burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi." (Gen 1:27-28). 

         Perhatikan baik-baik ayat di atas, setelah laki-laki dan perempuan diciptakan, Allah memberkati mereka, kemudian Allah berfirman kepada mereka untuk beranak cucu. Secara logika kita dapat mengetahui bahwa tanpa nafsu seksual, tidak mungkin manusia dapat melakukan hubungan seks dan menghasilkan anak cucu. Jadi jelas bahwa nafsu seksual pada mulanya adalah suatu berkat Allah pada laki-laki dan perempuan (keluarga) untuk beranakcucu dan memenuhi bumi.

          Tetapi berkat Allah tersebut tidak hanya diberikan kepada manusia supaya manusia dapat beranak cucu, Allah memberkati manusia juga untuk menaklukkan bumi, apa artinya? Artinya manusia diberkati untuk dapat bekerja mengeksploitasi, memproduksi, mengelola dan memanfaatkan seluruh sumber daya alam yang ada pada bumi untuk mencukupi seluruh kebutuhan manusia. Jadi apa hubungannya hal ini dengan nafsu seksual? Jika kita perhatikan baik-baik, berkat Allah pada mulanya itu bersifat tunggal, yaitu suatu energi atau kekuatan untuk menghasilkan dan memproduksi. Berkat kekuatan yang diberikan kepada manusia itu dapat digunakan untuk menghasilkan anak cucu dan juga untuk menghasilkan kekayaan produk dari sumber daya alam.

          Tidak hanya itu, berkat kekuatan Allah itu juga berguna untuk menghasilkan berbagai macam ilmu pengetahuan untuk berkuasa atas segala binatang, sebab pada waktu itu jumlah binatang liar jauh lebih besar dibandingkan jumlah manusia, sehingga dapat menjadi ancaman keamanan yang serius bagi keselamatan manusia. Artinya berkat kekuatan Allah itu juga berguna untuk menghasilkan berbagai pengetahuan untuk mengatasi segala rintangan, permasalahan dan tantangan dalam kehidupan manusia apapun bentuknya.

          Jadi jelas, bahwa manusia itu selalu dipenuhi energi untuk melakukan berbagai aktivitas untuk memenuhi tujuan Allah, masalahnya seringkali energi itu kita rasakan dalam bentuk perasaan nafsu seksual. Sehingga kita juga seringkali salah mengartikan perasaan kita, seolah-olah kita selalu membutuhkan aktivitas seksual ketika perasaan itu muncul, akibatnya banyak orang berusaha melepaskan energi itu dalam bentuk aktivitas seksual. Dan jika energi itu begitu besar, maka kebanyakan orang akan semakin terdesak untuk melalukan aktivitas seksual, sehingga terjadilah banyak penyimpangan aktivitas seksual, seperti menikmati pornografi, masturbasi, seks bebas, pelacuran, seks dengan alat bantu seks, dan lain-lain.

          Dengan penjelasan di atas, kita dapat mengetahui bahwa sebenarnya energi yang kita miliki harus kita kelola dengan baik dan benar. Setiap perasaan yang muncul dalam bentuk nafsu seksual tidak perlu harus diartikan untuk melakukan aktivitas seksual, tetapi kita dapat mengartikannya sebagai energi yang besar untuk bekerja menghasilkan kekayaan dan juga untuk mempelajari berbagai macam ilmu pengetahuan yang berguna dalam kehidupan manusia (Deut 8:17-18 ; Prov 2:1-22). Setiap pemikiran yang tidak sesuai dengan firman Tuhan, akan berakibat pada penyimpangan seksual yang banyak merugikan manusia. Ketika energi manusia terkuras dalam aktivitas seksual yang menyimpang, manusia juga akan kehabisan energi untuk memenuhi tujuan Allah.