Minggu, 13 Agustus 2017

Mengapa ada yang mengalami mujizat kesembuhan dan ada yang tidak ?

          Ini adalah pertanyaan yang seringkali ditanyakan oleh banyak orang termasuk orang kristen atau gereja Tuhan. Meskipun banyak orang pesimis bahwa masih ada mujizat, tetapi realitanya ketika seseorang sakit parah dan dokter tidak sanggup menyembuhkan, mereka masih berharap akan terjadi mujizat kesembuhan. Demikian pula dalam dunia kekristenan, Alkitab menyatakan banyak kesembuhan terjadi secara supranatural, sehingga kebanyakan orang kristen percaya bahwa mujizat kesembuhan masih terjadi sekarang ini. Meskipun sejarah mencatat banyak terjadi mujizat kesembuhan pada gereja Tuhan, tetapi mengapa tidak semua orang kristen mengalaminya?

          Dulu ketika Tuhan Yesus menjadi manusia, Ia menyembuhkan banyak sekali orang sakit dan orang kerasukan setan dengan kuasaNya yang ajaib (Matt 8:14-17 ; Mark 1:29-34 ; Luke 4:38-41), dan setelah Tuhan Yesus naik ke surga, para muridNya juga banyak membuat mujizat kesembuhan (Acts 5:12-16). Tetapi saat ini, jarang sekali kita melihat mujizat kesembuhan terjadi pada gereja Tuhan, dan jika ada yang disembuhkan, mengapa tidak semua orang sakit mengalaminya? Masalah utamanya adalah banyak orang tidak mengetahui kebenaran (John 8:32), dengan demikian kebenaran apa yang harus diketahui semua orang agar kita dapat mengalami mujizat kesembuhan?

          Pertama, Alkitab menyatakan kebenaran bahwa Tuhan Yesus telah menanggung akar segala sakit penyakit, yaitu dosa manusia  (Isa 53:4-5 ; Matt 8:17). Jadi ketika seseorang menerima Tuhan Yesus dan karyaNya di kayu salib, orang tersebut diselamatkan dari dosa (John 3:16-18), dan diberi kuasa (hak istimewa) menjadi anak Allah (John 1:12-13). Keselamatan di dalam Kristus tidak hanya diselamatkan dari dosa dan hukuman Allah saja, tetapi juga diselamatkan dari segala hal buruk akibat dosa, termasuk sakit penyakit maupun kutuk (1 Pet 2:24 ; Gal 3:13-14), bahkan semua berkat rohani di dalam surga (segala hal yang baik termasuk kesembuhan) telah diberikan kepada kita melalui Kristus (Eph 1:3 ; Rom 8:32). Kesembuhan ilahi seharusnya sudah bukan mujizat yang aneh atau langka lagi, tetapi merupakan hak istimewa anak-anak Tuhan.

          Kedua, Alkitab menyatakan kebenaran bahwa meskipun Tuhan Yesus telah menanggung dosa manusia, hal ini tidak otomatis terjadi keselamatan pada semua orang berdosa. Untuk dapat menikmati segala karya keselamatan, setiap orang bertanggung jawab untuk menerima keselamatan melalui percaya pada Tuhan Yesus secara pribadi (Rom 10:9-15 ; Mark 16:15-16) Hal ini juga berlaku pada kesembuhan ilahi, semua berkat telah diberikan kepada setiap anak Tuhan, tetapi semua berkat tersebut tidak otomatis terjadi dengan sendirinya, Alkitab menyatakan bahwa kasih karunia di dalam Kristus hanya dapat diakses melalui iman (Rom 5:1-2).

          Ketiga, Alkitab menyatakan kebenaran bahwa iman itu adalah pengharapan yang didasari oleh fakta rohani yang tidak dapat dilihat oleh mata jasmani (Heb 11:1). Fakta atau bukti itu bersifat masa lampau, artinya pengharapan kita akan kesembuhan ilahi itu sudah dapat diterima saat ini juga, tanpa harus menunggu lagi. Banyak orang kristen tidak mengalami kesembuhan karena mereka hanya menunggu, dan tidak percaya atau menerima kesembuhan, bahkan Tuhan Yesus sendiri tidak dapat menyembuhkan orang yang tidak percaya (Mark 6:5-6). Menerima kesembuhan berarti percaya bahwa kesembuhan itu telah terjadi secara rohani, dan setelah itu tubuh jasmani akan mengikutinya, sebab segala hal yang kita lihat berasal dari yang tidak kita lihat (Heb 11:3).

          Keempat, Alkitab menyatakan kebenaran bahwa iman tanpa perbuatan adalah mati (Jas 2:14-26). Kita harus ingat bahwa kesembuhan ilahi itu telah terjadi secara rohani (Heb 1:3), jika iman kita menerima fakta rohani tersebut, maka segala perbuatan kita juga harus selaras dengan iman kita. Baik perkataan sikap dan tingkah laku kita harus terus menyatakan bahwa kita sudah sembuh di dalam Kristus, Apabila gejala penyakit kembali muncul, kita punya kuasa untuk menghardik dan mengusirnya, sebab kita punya kuasa atas dasar iman bahwa Tuhan Yesus telah menanggung sakit penyakit kita, dan kita telah menerima kesembuhan, tidak ada sakit penyakit yang berhak untuk kembali dalam kehidupan kita (Mark 11:23-24). Perbuatan kita juga jangan bertentangan dengan prinsip-prinsip hidup sehat, sebab setelah kita menerima kesembuhan, kita bertanggung jawab untuk mengelola dan menjaga berkat kesehatan tersebut.

          Kesimpulannya, banyak orang kristen tidak mengalami kesembuhan ilahi karena mereka tidak mengetahui bahwa di dalam perjanjian baru, Allah telah menyediakan kesembuhan melalui Kristus yang dapat diakses dan dinikmati saat ini juga. Banyak orang kristen masih mengandalkan hamba Tuhan yang diurapi untuk menyembuhkan mereka, memang tidak salah didoakan oleh hamba Tuhan, tetapi prinsipnya tetap sama, jika mereka hanya mengandalkan panca indera dan tidak menerima kesembuhan itu dengan iman, maka mereka juga tidak akan mengalami kesembuhan ilahi.