Minggu, 28 Mei 2017

Mengapa gereja tidak aktif memberitakan injil ?

        Salah satu hal yang sering diajarkan ataupun dikhotbahkan oleh banyak denominasi gereja adalah mengenai memberitakan injil (kabar baik) kepada dunia yang terhilang ini, kepada orang-orang berdosa yang tidak mengenal Tuhan Yesus. Tidak sedikit organisasi gereja yang memiliki program dan pelatihan bagi jemaatnya untuk dapat memberitakan injil secara aktif, bahkan pemberitaan injil dianggap sebagai amanat agung Tuhan Yesus kepada para pengikutNya (Matt 28:18-20), tetapi realitanya orang kristen rata-rata tidak memberitakan injil secara aktif dalam kehidupan mereka. Jadi apa sebabnya gereja tidak bisa aktif memberitakan injil? Bagaimana seharusnya orang kristen memberitakan injil?
        
          Memang ada banyak sekali alasan dan hal-hal yang membuat gereja tidak dapat memberitakan injil secara aktif dan efektif. Beberapa alasan utama adalah karena takut, merasa bukan tugas atau panggilan pribadinya, tidak menguasai kitab suci, sibuk, sudah pernah mencoba tapi tidak ada hasil, dan lain-lain. Sebenarnya untuk mengetahui alasan utama mengapa banyak orang kristen sulit memberitakan injil kita harus terlebih dahulu memahami apa itu injil. Injil adalah kabar baik, yaitu kabar mengenai kebaikan Tuhan Yesus untuk manusia. Melalui karya kematian dan kebangkitanNya, Tuhan Yesus telah memberikan segala hal yang baik kepada manusia, menebus dosa manusia, membebaskan manusia dari belenggu hukum taurat, kutuk, sakit penyakit, kemiskinan, berbagai macam penderitaan akibat dosa dan kematian kekal. (John 3:16 ; Matt 8:17-18 ; Gal 3:13 ; 2 Cor 5:17-21 ; Rom 6:1-14 ; Eph 2:1-10 ; 2 Cor 8:9 ; Eph 1:3 ; Rom 8:28-32)

           Jadi jika kita sudah memahami injil, kita dapat mengetahui apa sebenarnya yang menjadi penyebab utama mengapa banyak orang kristen sulit memberitakan injil, yaitu karena banyak orang kristen yang tidak menerima dan mengalami kebaikan Tuhan Yesus dalam kehidupan mereka sehari-hari secara penuh. Coba kita perhatikan kehidupan anak-anak Tuhan di sekeliling kita, apa yang membedakan kehidupan mereka dengan orang yang tidak percaya, memang secara rohani orang yang percaya kepada Tuhan Yesus telah diselamatkan dari dosa dan maut, tetapi kehidupan mereka di dunia ini rata-rata tidak banyak perbedaan. Masih banyak orang kristen yang menjalani kehidupan tetapi tidak menikmati injil, diperbudak dosa, sakit penyakit, kesedihan, kemiskinan, dan berbagai penderitaan dan masalah yang tidak ada habisnya. Kehidupan anak-anak Tuhan seharusnya mencerminkan kehidupan surgawi yang berkuasa terhadap dosa dan penuh kebahagiaan karena hidup di dalam kasih karunia Tuhan Yesus Kristus.

          Memberitakan injil tidak dapat dipisahkan dari pengalaman kehidupan kita sebagai orang kristen, jika kita menerima dan menikmati injil Yesus Kristus secara penuh maka kehidupan kita penuh sukacita dan kebahagiaan, dan memberitakan injil bukanlah hal yang sulit, tetapi merupakan hal yang alami. Coba bayangkan dalam kehidupan sehari-hari jika ada seseorang yang menderita penyakit yang mematikan, tetapi dapat disembuhkan oleh seorang dokter yang pandai, maka orang yang sembuh itu pasti secara alami akan banyak memberitakan atau mempromosikan dokter tersebut kepada banyak orang sakit sama seperti yang dia alami. Coba bayangkan ketika seseorang yang berdosa bertobat dan menerima keselamatan di dalam Kristus untuk pertama kalinya, dia akan penuh dengan sukacita dan rasa syukur, dan selanjutnya dia pasti akan memberitakan injil kepada banyak orang karena apa yang dia alami itu (baca Acts 2:1-47). Baca juga pengalaman perempuan Samaria yang bertemu Tuhan Yesus dan menjadi percaya kepadaNya, ia memberitakan injil kepada semua orang di Samaria dan banyak orang menjadi percaya (John 4:1-42).

          Injil (kabar baik) Tuhan Yesus Kristus bukanlah hanya suatu teori, tetapi adalah suatu fakta yang dapat diterima, dialami dan dinikmati oleh semua orang yang percaya. Ironisnya gereja Tuhan yang sudah percaya kepada Tuhan Yesus tidak menerima injil secara penuh dalam kehidupan sehari-hari mereka. Kebanyakan orang kristen yang awalnya menyala-nyala dan bersemangat, akhirnya menjadi dingin dan padam apinya, hal ini jelas disebabkan bahwa mereka tidak mengalami dan menikmati kebaikan Tuhan Yesus dalam kehidupan sehari-hari mereka secara konsisten.

          Memberitakan Injil tidak dapat dipaksakan ataupun dijadikan program dalam kegiatan organisasi gereja, jika orang kristen memberitakan injil hanya karena berusaha melakukan kewajiban agama maka hal tersebut hanya akan sangat menguras energi, mengakibatkan stres, tidak akan berlangsung lama dan akhirnya sia-sia. Memberitakan injil yang aktif dan efektif hanya dapat dilakukan secara alami yaitu ketika orang kristen terlebih dahulu menerima, mengalami dan menikmati segala kasih karunia Tuhan Yesus secara penuh dan konsisten (Eph 1:1-23).