Minggu, 15 Januari 2017

Bagaimana Allah bisa memiliki "Anak" ?

          Pertanyaan ini sering menjadi batu sandungan bagi orang-orang non kristen untuk mempercayai bahwa Tuhan Yesus itu adalah Allah, terutama para penganut agama-agama yang percaya pada satu Allah yang absolut, menurut kepercayaan mereka, tidak mungkin Allah memiliki anak. Memang jika membayangkan Allah yang adalah Roh bisa memiliki anak sama seperti proses alami manusia yang berkembang biak, hal itu memang tidak mungkin, tetapi pengertian "Anak Allah" dapat dipahami dengan makna yang lain, sesuai dengan apa yang dikatakan Alkitab. Jadi bagaimana istilah Tuhan Yesus sebagai "Anak Allah" itu dapat dipahami dengan benar ?

          Untuk memahami apa yang dinyatakan oleh Alkitab, maka kita harus melihat hal ini berdasarkan konteksnya, yaitu mengenai Tuhan Yesus yang disebut sebagai "Anak Allah". Jadi mengapa Yesus disebut sebagai Anak Allah? Alkitab menyatakan bahwa Allah menyuruh malaikat Gabriel untuk memberitahu seorang perawan bernama Maria bahwa ia akan mengandung seorang anak dan menamainya Yesus, ia akan disebut sebagai Anak Allah yang maha tinggi. Tentu saja Maria bingung sebab ia belum bersuami, dan malikat Gabriel menjelaskan bahwa anak yang akan diakndung Maria adalah pekerjaan Roh Allah dan kuasa Allah yang mahatinggi, oleh sebab itu anak itu akan disebut kudus, Anak Allah (Luke 1:26-35). Di sini jelas mengapa Yesus disebut Anak Allah, sebab Ia dilahirkan bukan dari benih seorang laki-laki, melainkan dari Roh Allah sendiri yang secara ajaib bekerja di dalam rahim seorang perawan bernama Maria.

          Jadi Yesus itu sebenarnya Allah atau Anak Allah? Alkitab menyatakan bahwa pada dasarnya Yesus itu adalah Allah (John 1:1-4), dan ketika Ia yang adalah Allah menjadi manusia, maka ia disebut sebagai Anak Allah (John 1:14-18). Jadi isitlah Anak Allah adalah sebutan atau gelar yang diberikan kepada Yesus karena ia rela menanggalkan bentuk kealaahannya dan mengambil rupa sama dengan manusia yang terbatas ini untuk menyelamatkan manusia dari dosa (Phil 2:5-9). Dengan demikian tidak perlu diragukan lagi bahwa Yesus itu adalah Allah yang kekal selamanya, atau bisa juga dikatakan bahwa Yesus itu adalah Allah yang mengambil bentuk (rupa) sama dengan manusia. Untuk pembahasan lebih lengkap baca artikel Yesus Kristus adalah Allah atau manusia ?

          Jika Allah itu satu, apa perbedaan antara Tuhan Yesus dengan Allah Bapa dan juga Roh Kudus? Ini adalah pertanyaan penting untuk memahami pribadi Allah, sebab logika umum menganggap bahwa pribadi Allah itu adalah satu (tunggal) secara absolut. Alkitab menyatakan bahwa pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi (Gen 1:1), kata "Allah" di sini dalam bahasa Ibrani adalah "Elohim" yang berbentuk jamak tetapi sebagai satu kesatuan. Ketika Allah hendak menciptakan manusia, berfirmanlah Allah: Baiklah KITA... (Gen 1:26), ini menunjukkan bahwa Allah tidak tunggal. Begitu pula ketika Musa menyatakan bahwa Allah itu esa (Deut 6:4), kata "esa" di sini bahasa ibraninya adalah "echad" yang artinya tidak bersifat tunggal, tetapi suatu kesatuan yang tidak terpisahkan. Di sini jelas bahwa Tuhan Yesus tidak boleh dipisahkan dari pribadi Allah Bapa ataupun Roh Kudus, semuanya memiliki pribadi yang sama atau selaras satu sama lain (John 14:8-11 ; John 15:26), tetapi ketiganya berfungsi secara berbeda. Untuk pembahasan lebih lengkap, baca artikel Apakah Allah itu 1 pribadi atau 3 pribadi ?

          Dari mana Tuhan Yesus itu berasal? Kita sudah mengetahui bahwa Tuhan Yesus itu adalah Allah, dan Ia ada sejak pada mulanya bersama-sama dengan Allah Bapa dan Roh Kudus (John 1:1). Di sini jelas bahwa Tuhan Yesus tidak memiliki awal, Allah itu kekal dan selalu ada. Tuhan Yesus juga berkata bahwa Ia adalah Alfa dan Omega, yang awal dan yang akhir (Rev 1:17), artinya Dia adalah awal dari segala sesuatu dan segala sesuatu yang diciptakan oleh Dia (John 1:3). Yesus juga berkata bahwa Ia dan Bapa adalah satu, barangsiapa melihat Yesus, ia juga melihat Bapa (John 14:8-14), artinya Yesus tidak boleh dipisahkan atau dibedakan dari Bapa tetapi merupakan satu kesatuan, pribadi Allah Bapa dapat dilihat pada pribadi Yesus. Tidak hanya itu, Yesus juga mengakui bahwa Ia keluar dan datang dari Allah ke dalam dunia ini (John 8:42), ini berarti Yesus tidak pernah terpisahkan dari Allah Bapa, tetapi saat itu Ia memiliki tugas khusus di dunia ini, yaitu diutus Allah Bapa untuk menebus dosa manusia (John 3:16).