Minggu, 28 Juni 2015

Apakah keselamatan di dalam Kristus itu ditetapkan Allah (predestinasi) atau kehendak bebas manusia ? bagian 2

Lanjutan bagian 1

          Bagaimana penjelasan mengenai ayat yang seolah-olah menyatakan bahwa sejak pada mulanya Allah telah memilih dan menetapkan orang-orang yang akan diselamatkan (Rom 8:29-30)? Untuk mengetahui maksud firman Tuhan, ayat ini tidak boleh dipisahkan dengan ayat sebelumnya yaitu ayat 28. Jadi kalo digabungkan maka terjemahan literal (langsung apa adanya) berdasarkan teks Yunaninya adalah sebagai berikut : "Dan sekarang kita tahu bahwa segala hal bekerja bersama-sama untuk kebaikan, bagi mereka yang mengasihi Allah, yang telah dipanggil kepada tujuannya. Sebab siapa yang telah dipilih (diketahui) sejak semula itu, Dia juga telah menentukan (menetapkan) sejak semula untuk menjadi serupa dengan gambaran AnakNya, supaya ia menjadi yang sulung diantara banyak saudara.  Demikianlah siapa yang telah ditentukanNya itu, mereka juga dipanggilNya, dan siapa yang dipanggilNya, mereka juga dibenarkanNya, dan siapa yang dibenarkanNya, mereka juga dimuliakanNya." (Rom 8:28-30). 

Jadi sekarang jelas maksud ayat-ayat ini berdasarkan teks dan konteksnya bukanlah tentang Allah telah memilih orang-orang berdosa yang akan diselamatkan, tetapi sebenarnya di sini Paulus sedang menyatakan rencana Allah sejak pada mulanya bahwa hanya orang-orang yang mengasihi Allah itulah (lihat ayat 28) yang dipilih dan ditetapkan Allah untuk menjadi serupa dengan gambaran AnakNya. Sudah pasti mereka yang mengasihi Allah itu telah menerima anugerah keselamatan di dalam Kristus terlebih dahulu (lihat konteks Roma 8:1-39), jadi bukan orang-orang berdosa. Ayat 30 menyatakan suatu rangkuman karya keselamatan dari Allah, bahwa mereka (orang percaya) tidak hanya dipanggil untuk menjadi serupa dengan gambaran AnakNya, tetapi juga dibenarkan dan dimuliakan Allah.

          Bagaimana penjelasan mengenai ayat yang menyatakan bahwa Allah membuka atau menjamah hati orang tertentu saja (Lydia) sehingga ia diselamatkan (Acts 16:14-15)? Jika kita perhatikan dengan teliti, maka kita akan melihat dengan jelas dikatakan di ayat itu bahwa seseorang bernama Lydia ini justru dengan kehendak bebasnya telah percaya secara intelektual terlebih dahulu dengan melakukan kegiatan ibadah atau menyembah Allah, setelah itu barulah Allah membuka dan menjamah hatinya (dilahirkan baru). Jadi di sini jelas bahwa Allah tidak bekerja tanpa melibatkan kehendak bebas manusia, prinsipnya adalah kehendak bebas mempercayai injil mendahului jamahan Allah yang melahirkan manusia menjadi ciptaan baru dari Roh Allah (John 1:6-13).

          Bagaimana penjelasan mengenai ayat yang menyatakan bahwa seolah-olah Allah telah menentukan terlebih dahulu orang-orang tertentu sejak semula sehingga mereka dapat menjadi percaya (Acts 13:47-48)? Jika kita perhatikan dengan teliti, maka kita dapat melihat dengan jelas secara konteks, ketika injil diberitakan di Antiokhia, Paulus mengutip ayat perjanjian lama (Isa 49:6), yang menyatakan bahwa Allah telah menetapkan membawa keselamatan juga bagi bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah sampai ke ujung bumi. Berdasar konteks inilah kita dapat mengerti bahwa ayat ini tidak berbicara mengenai ketetapan keselamatan bagi individu tertentu, melainkan bagi bangsa-bangsa selain Israel di seluruh dunia. Saat itulah orang-orang Anthiokia yang mendengar injil tersebut meresponi firman Tuhan dengan gembira dan menjadi percaya, dengan suatu kesadaran bahwa mereka juga adalah bagian dari bangsa-bangsa lain yang ditetapkan Allah untuk diselamatkan.

          Bagaimana penjelasan mengenai ayat yang menyatakan bahwa seolah-olah Allah telah memilih sebagian ciptaanNya untuk diselamatkan dan sebagian lagi untuk dibinasakan (Rom 9:11-21).  Kalau kita baca konteksnya secara utuh (Rom 9:1-33), sebenarnya rasul Paulus sedang menjelaskan bahwa memang Allah memiliki hak untuk berbuat apa saja terhadap semua ciptaanNya, apalagi semua manusia telah berdosa dan semuanya layak untuk dimurkai, itulah sebabnya dijelaskan bahwa pemilihan atas Israel itu adalah hanya karena panggilan Allah yang didasari kemurahan hatinya belaka (Rom 9:11-16). Tetapi inti dari kitab Roma pasal 9 ini, sebenarnya Paulus sedang memberitakan suatu kabar baik bahwa Allah memilih tidak menggunakan haknya untuk membinasakan, tetapi untuk menyatakan belas kasihanNya tidak hanya pada orang Yahudi saja, tetapi juga pada kita, bangsa-bangsa lain, itu artinya bahwa keselamatan itu tersedia untuk seluruh umat manusia dimanapun mereka berada (Rom 9:22-33 ; Rom 10:1-15).

          Bagaimana dengan sifat Allah yang maha tahu (1 Sam 2:3), apakah Allah sudah mengetahui siapa saja individu yang akan menerima keselamatan dari awal sampai pada akhirnya? Sifat Allah yang maha tahu mungkin akan sangat sulit dipahami dengan pikiran manusia yang terbatas, oleh sebab itu kita akan membahas sifat ini hanya di dalam konteks ciptaanNya saja, yang artinya Allah mengetahui segala hal yang berhubungan dengan ciptaanNya dari awal sampai akhir bahkan detail yang terkecil sekalipun. Berdasarkan sifat ini, Allah pasti mengetahui siapa saja individu yang pada akhirnya menerima keselamatan kekal, tetapi Allah memiliki kode etik untuk menyimpan dan merahasiakannya sampai pada waktunya nanti ketika kitab kehidupan dibuka pada penghakiman terakhir (Rev 20:11-15).

           Kesimpulannya, kedaulatan Allah sebenarnya bukanlah suatu ketetapan mengenai siapa saja orang-orang yang akan diselamatkan atau dihukum, tetapi kedaulatanNya adalah untuk menetapkan jalan keselamatan melalui Tuhan Yesus (Acts 4:12), menetapkan sarana keselamatan melalui injil (Rom 10:13-15), dan menetapkan kuasa keselamatan melalui Roh Kudus (John 16:8-11). Tetapi tidak hanya itu, Allah juga menetapkan bahwa setiap orang harus juga menggunakan kehendak bebasnya dan dengan kesadaran penuh untuk menerima keselamatan yang ditawarkan kepadanya, seperti yang dinyatakan Alkitab, setiap orang yang percaya dari dalam hatinya, akan diselamatkan, tetapi siapa yang tidak percaya akan dihukum (Rom 10:9-10 ; Acts 16:30-31 ; Mark 16:16 ; John 3:18).

          Jadi secara kronologis ketetapan Allah mengenai keselamatan adalah: Tuhan Yesus menebus dosa dunia, Roh Kudus diutus untuk menginsafkan dunia (akan dosa, kebenaran dan penghakiman), murid-murid Kristus diutus untuk memberitakan injil dengan kuasa Roh Kudus sampai ke ujung bumi, orang berdosa yang mau mendengarkan injil akan timbul iman, tetapi ia tetap harus membuat keputusan akhir dengan kehendak bebasnya (dari pikirannya), setelah itu Roh Kudus dapat bekerja menjamah hatinya secara penuh dengan melakukan proses kelahiran baru.

          Proses pertobatan dan lahir baru memang dapat diawali dengan berbagai macam peristiwa yang berbeda-beda bagi setiap orang, tetapi pada semuanya tetap melalui suatu proses, tidak ada yang instan. Sebagai contoh, proses pertobatan yang dialami oleh rasul Paulus, setelah peristiwa perjumpaannya dengan Tuhan Yesus, ia menjadi buta selama 3 hari, saat itulah ia sadar dan mulai meresponi karya Roh Kudus yang terus bekerja menginsafkan dosa secara global, kemudian Ananias diutus Tuhan untuk memberitakan injil kepadanya, akhirnya dengan kehendak bebas dan kesadaran penuh, ia mau percaya dan dibaptis, juga disertai dengan kelahiran baru (Acts 9:1-18).