Sabtu, 27 Juni 2015

Apakah keselamatan di dalam Kristus itu ditetapkan Allah (predestinasi) atau kehendak bebas manusia ? bagian 1

          Semua orang kristen yang telah lahir baru mengetahui bahwa keselamatan hanya dapat diperoleh ketika manusia percaya kepada Tuhan Yesus Kristus (John 3:16). Tetapi bagaimana manusia berdosa dapat menjadi percaya dan menerima anugerah keselamatan di dalam Kristus adalah persoalan lain. Pada awal abad 16 gereja Tuhan terpecah akibat perbedaan ajaran mengenai keselamatan ini, di satu pihak, mereka percaya bahwa Allah memilih dan menetapkan sebagian orang saja untuk diselamatkan, tetapi di pihak lain, keselamatan adalah untuk semua orang dan melibatkan kehendak bebas manusia untuk menerima atau menolaknya. Bahkan sampai sekarang perbedaan ajaran ini masih sering membingungkan dan menjadi perdebatan di kalangan orang kristen sendiri, jadi bagaimana cara pandang yang benar mengenai hal ini di dalam perjanjian baru? Untuk dapat memahaminya, kita harus melihat fakta-fakta yang tertulis di dalam Alkitab perjanjian baru, mari kita pelajari satu per satu.

          Fakta bahwa Allah menghendaki supaya jangan ada yang binasa, melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat (2 Pet 3:9). Ayat ini jelas menyatakan bahwa Allah tidak menghendaki sebagian orang saja yang diselamatkan, tetapi semua orang !!!

          Fakta bahwa Tuhan Yesus melimpahkan kasih karuniaNya kepada semua orang (Rom 5:15), sehingga setiap orang yang percaya kepadaNya diselamatkan (John 3:16-18). Ayat ini jelas menyatakan bahwa pengorbanan Tuhan Yesus di atas kayu salib adalah untuk menebus dosa semua orang, bukan hanya sebagian orang saja. Allah Bapa sangat mengasihi dunia ini (semua orang berdosa) sehingga Ia rela mengorbankan AnakNya yang tunggal (Tuhan Yesus) supaya semua orang dapat diselamatkan.

          Fakta bahwa Roh Kudus diutus untuk menginsafkan dunia akan dosa, kebenaran dan penghakiman (John 16:7-10). Ayat ini jelas menyatakan bahwa Roh Kudus diutus bukan hanya untuk menginsafkan dosa sebagian orang saja, tetapi istilah "dunia" di sini mengacu kepada semua orang berdosa.

          Fakta bahwa murid-murid Tuhan Yesus diutus untuk memberitakan injil kepada semua orang (Mark 16:15-16 ; Rom 10:13-15) di seluruh dunia atau bangsa-bangsa (Matt 28:19-20). Bahkan Roh Kudus juga diutus untuk memenuhi murid-murid Kristus dengan kuasa Allah supaya mereka dapat menjadi saksi Kristus yang efektif sampai ke ujung bumi (Acts 1:8). Ayat-ayat ini jelas menyatakan keseriusan Allah untuk menyelamatkan semua orang berdosa dimanapun mereka berada di dunia ini.

          Fakta bahwa Allah menjadikan semua bangsa dan umat manusia dari satu orang saja (yaitu Adam) dengan tujuan supaya setiap orang juga memiliki sifat alamiah yang sama dengan Adam, yaitu memiliki kebutuhan akan Allah. Dengan demikian mereka semua akan mencari Allah dimanapun mereka berada di bumi ini, dan sesungguhnya manusia dapat menemukan Dia sebab Allah tidak jauh (Acts 17:26-27). Sebenarnya ayat ini mengandung suatu janji bahwa jika manusia serius mencari Allah maka ia akan menemukan Dia. Jadi bukanlah hal yang mustahil bagi manusia berdosa untuk dapat menemukan Allah, sebab Allah tidak pernah menjauh, Dia berkenan ditemukan oleh setiap orang yang sungguh-sungguh mencariNya.

          Fakta bahwa keputusan manusia untuk percaya atau menolak Tuhan Yesus menentukan hasil akhir keselamatan (John 3:18 ; Mark 16:15 ; Rom 10:9-11). Allah telah menetapkan bahwa keselamatan manusia juga harus melibatkan keputusan atau kehendak bebas setiap orang (John 8:24). Tidak ada satupun ayat di perjanjian baru yang menyatakan bahwa keputusan Allah saja yang menentukan siapa saja yang akan diselamatkan dan siapa saja yang akan dibiarkan binasa kekal selamanya. Kehendak bebas manusia adalah kode etik ciptaan menurut rupa dan gambar Allah (Gen 1:26), sehingga Allah tidak akan merusak atau melanggar kode etikNya sendiri yang terdapat pada manusia ciptaanNya.

          Fakta bahwa manusia berdosa memiliki pengetahuan tentang apa yang baik dan jahat sehingga ia masih dapat memilih dan mengambil buah dari pohon kehidupan (Gen 3:22). Ini adalah bukti bahwa manusia berdosa masih memiliki kemampuan untuk memilih apa yang baik atau yang jahat, termasuk menerima atau menolak keselamatan di dalam Kristus (buah pohon kehidupan). Fakta ini tentu saja meruntuhkan teori bahwa manusia berdosa telah mengalami kerusakan total sehingga tidak mungkin dapat menerima keselamatan dari dirinya sendiri. Fakta ini juga menjadi dasar bagi Allah untuk menghakimi semua manusia di akhir jaman dan memberikan balasan yang setimpal dengan perbuatan mereka masing-masing (Rev 20:11-15).

          Fakta bahwa orang yang telah menerima keselamatan dapat murtad (Heb 6:4-6 ; Heb 10:26-39 ; 2 Pet 2:20-22). Hal ini tentu saja bertentangan dengan ajaran yang menyatakan bahwa orang yang telah diselamatkan tidak akan murtad sebab mereka telah dipilih dan ditetapkan oleh Allah. Istilah "murtad" berarti "meninggalkan Allah atau meninggalkan Tuhan Yesus", hal ini memang sangat sulit untuk dipahami dengan akal sehat bagi orang yang telah lahir baru di dalam Kristus, tetapi semua anak Tuhan sadar bahwa mereka masih dapat berbuat dosa karena memiliki kehendak bebas. Jadi jika anak Tuhan masih bisa membuat keputusan untuk berbuat dosa, maka bukanlah hal yang mustahil mereka juga dapat mengambil keputusan untuk murtad, ini jelas bukan kehendak Allah, tetapi kehendak bebas manusia. Tentu saja ini bukan keputusan tunggal manusia, pasti ada pengaruh dari iblis yang terus menerus menabur kebohongan kepada setiap anak Tuhan agar mereka meninggalkan Allah, sama seperti ketika kebohongan iblis berhasil membuat Adam dan Hawa menentang Allah.

          Fakta bahwa Allah akan menghakimi semua manusia berdasarkan perbuatan masing-masing orang (Rev 20:11-15). Di sini jelas bahwa keselamatan manusia berhubungan dengan kehendak bebasnya, sebab Allah akan menghakimi mereka berdasarkan perbuatan masing-masing orang. Tetapi jika keselamatan itu ditentukan berdasarkan kedaulatan Allah, maka hal itu justru mengakibatkan manusia tidak bisa dihakimi ataupun dihukum, sebab kehendak bebas atau tanggung jawab manusia tidak diperhitungkan, dan hanya kehendak Allah yang diperhitungkan, hal ini tentu saja bertentangan dengan apa yang dinyatakan Alkitab mengenai penghakiman terakhir.

Berlanjut ke bagian 2