Minggu, 24 Mei 2015

Apakah Tuhan Yesus sungguh telah menebus penyakit dan penderitaan manusia? bagian 1

          Meskipun semua aliran gereja dan orang kristen mempercayai bahwa Tuhan Yesus telah banyak menyembuhkan orang sakit pada saat berada di bumi, tetapi tidak banyak denominasi gereja ataupun orang kristen yang percaya bahwa Tuhan Yesus juga telah memikul dan menanggung sakit penyakit manusia (Isa 53:4). Hal ini memang menimbulkan kontroversi, sebab jika memang benar demikian, gereja Tuhan memiliki hak untuk menerima kesembuhan setiap saat dan tidak perlu menderita sakit lagi. Tetapi secara realita di masa sekarang ini masih banyak orang kristen yang menderita sakit penyakit dan juga sedikit sekali yang dapat membuktikan telah menerima kesembuhan dari Tuhan Yesus secara langsung. Realita inilah yang dijadikan alasan kuat bagi banyak gereja untuk membuat kesimpulan bahwa Tuhan Yesus memang banyak membuat mujizat kesembuhan tetapi bukan memikul atau menanggung sakit penyakit manusia. Jadi sesungguhnya bagaimana kebenarannya?


          Untuk dapat menjawab pertanyaan di atas, kita harus lebih dahulu mengerti apa yang dimaksud dengan sakit penyakit? Secara sederhana, sakit penyakit adalah suatu kerusakan, pencemaran, disfungsi, dan bahkan kematian yang dapat dialami oleh bagian-bagian roh, jiwa dan tubuh manusia. Tetapi apa yang menyebabkan sakit penyakit pada tubuh manusia pada mulanya? Alkitab menyatakan bahwa manusia melanggar hukum kehidupan yang telah ditetapkan oleh Allah (Gen 2:16-17), manusia ditipu oleh iblis sehingga menyimpang dari tujuan dan rancangan Allah, itulah dosa (1 John 3:4). Ketika manusia jatuh dalam dosa, maka akibatnya sangatlah fatal, manusia mengalami apa yang oleh Allah disebut dengan istilah "kematian" (Gen 2:17). Sebenarnya maksud dari istilah "kematian" itu adalah kematian citra Allah pada inti kehidupan (roh) manusia, hal ini tentu saja mempengaruhi seluruh keberadaan manusia, termasuk jiwa dan tubuh jasmaninya. Dosa adalah penyakit yang sesungguhnya, dosa membuat manusia jadi sakit, lemah dan tidak berfungsi sebagaimana yang telah Allah rancangkan pada mulanya.

          Manusia itu adalah makhluk roh, yang memiliki jiwa dan tinggal di dalam tubuh, ketiganya merupakan satu kesatuan yang saling berkaitan satu sama lain (1 Tes 5:23), ketika terjadi kerusakan yang permanen pada roh manusia, maka jiwa juga mengalami banyak disfungsi, pencemaran dan kerusakan yang parah. Akibat dosa, jiwa manusia dipenuhi ketakutan, rasa malu, kuatir, tidak percaya diri, amarah, iri hati, dengki, sakit hati, hawa nafsu, kejahatan dan lain-lain (Gen 3:8-10 ; Mark 7:21-23). Demikian pula tubuh jasmani manusia, akibat dosa, tubuh kehilangan kemuliaannya (Gen 3:7 ; Rom 3:23), tubuh mengalami banyak kerusakan, pencemaran dan memiliki banyak kelemahan. Tubuh manusia menjadi mudah lelah, rapuh, mudah terluka, rentan terhadap infeksi mikro organisme (virus, bakteri, kuman), rentan terhadap radikal bebas (polusi alam, zat kimia), terus bertambah tua dan semakin lemah dan akhirnya mati karena banyak sel dan organ tubuh yang sudah tidak mampu menunjang kehidupan lagi. Manusia memang ditetapkan Allah untuk mengalami kematian fisik satu kali (Heb 9:27), tetapi Allah tidak pernah menetapkan manusia mati dalam keadaan tubuh yang sakit ataupun karena kelemahan. Jadi adalah kehendak Allah jika kita hidup sehat sampai akhir hayat ketika Allah memanggil kita kembali, seperti Musa mati dalam keadaan sehat dan kuat pada usia 120 tahun (Deut 34:7).

          Sekarang kita mengetahui bahwa akar dari sakit penyakit manusia sebenarnya adalah roh manusia yang mengalami kerusakan permanen akibat dosa, bahkan rasul Paulus menyebutnya sebagai "dosa" yang diam di dalam tubuhnya (Rom 7:20). Karena mengalami kerusakan permanen, maka tidak ada lagi yang dapat dilakukan oleh manusia untuk memperbaiki atau menyembuhkan rohnya, oleh sebab itulah Allah mengutus AnakNya yang tunggal untuk memikul dan menanggung dosa manusia (John 3:16). Berdasarkan konteks inilah kita dapat mengerti bahwa Tuhan Yesus sebenarnya memikul dan menanggung penyakit rohani (dosa) yang menjadi akar segala penyakit jiwa dan tubuh jasmani manusia. Mari kita perhatikan baik-baik ayat ini : "Tetapi sesungguhnya, penyakit kitalah yang ditanggungnya, dan kesengsaraan (penderitaan) kita yang dipikulnya,..." (Isa 53:4a), ayat ini adalah nubuatan nabi Yesaya mengenai Tuhan Yesus, dimana tertulis bahwa Dia hanya menanggung satu penyakit saja, bukan penyakit-penyakit kita. Demikian pula Dia memikul satu penderitaan, bukan penderitaan-penderitaan kita, hal ini jelas memiliki arti bahwa Tuhan Yesus hanya perlu menanggung dan memikul akar segala penyakit dan penderitaan kita (dosa).

          Ada satu lagi ayat yang harus kita perhatikan, "Menjelang malam dibawalah kepada Yesus banyak orang yang kerasukan setan dan dengan sepatah kata Yesus mengusir roh-roh itu dan menyembuhkan orang-orang yang menderita sakit. Hal itu terjadi supaya genaplah firman yang disampaikan oleh nabi Yesaya: Dialah yang memikul kelemahan dan menanggung penyakit kita." (Mat 8:16-17). Ayat ini adalah bukti bahwa mujizat kesembuhan berbagai macam penyakit jasmani yang diderita banyak orang berasal dari dosa, hal ini adalah penggenapan dari nubuat nabi Yesaya mengenai satu penyakit dan kelemahan (yaitu dosa) yang telah ditanggung (ditebus) oleh Tuhan Yesus. Tidak hanya itu, roh manusia yang tercemar dan rusak karena dosa juga memungkinkan terjadinya kerasukan setan pada jiwa manusia.

          Kesimpulannya, akar sakit penyakit sesungguhnya adalah dosa, yaitu roh manusia yang telah rusak dan cemar, hal ini otomatis juga mencemarkan jiwa sehingga mudah dipengaruhi dan dirasuk setan-setan. Demikian pula tubuh secara fisik juga turut menjadi cemar dan lemah sehingga mudah mengalami berbagai macam penyakit yang membuat manusia menderita.

Bersambung ke bagian 2.