Kamis, 12 Juni 2014

Apa itu "hadirat Allah" dan bagaimana menikmatinya senantiasa ?

          Secara sederhana "hadirat Allah" berarti manifestasi kehadiran Allah. Tetapi banyak orang yang relijius atau penganut agama, terutama non kristen, beranggapan bahwa Allah yang kudus itu tidak akan menyatakan kehadiranNya dan tinggal di antara manusia yang berdosa, sehingga keberadaan Allah itu seharusnya terpisah dari manusia, Allah itu berada di sorga dan manusia di bumi. Alkitab baik perjanjian lama maupun baru menyatakan bahwa Allah secara aktif hadir dan menjalin hubungan dengan setiap orang yang mau meresponi panggilanNya. Bahkan Allah telah menyatakan diriNya secara jasmani  menjadi manusia (Yesus) dan tinggal diantara manusia sekitar 2000 tahun yang lalu (John 1:14). Masalahnya, setelah Yesus naik ke surga sampai saat ini tidak ada bukti secara lahiriah bahwa Allah masih hadir di antara manusia di bumi, sehingga banyak orang menganggap bahwa kekristenan itu sama saja dengan agama-agama yang lain. Jika demikian apakah saat ini hadiratNya masih dinyatakan? Bagaimana kita dapat mengetahuinya?

              
           Yesus dengan jelas menyatakan bahwa setelah Ia meninggalkan bumi, maka Roh Kudus akan turun ke dunia ini (John 16:7), dan Alkitab menyatakan bahwa setelah Yesus naik ke surga, pada hari pentakosta Roh Allah dicurahkan turun ke dunia ini pertama-tama kepada 120 orang murid di Yerusalem (Acts 2:1-4). Yesus menyatakan bahwa Roh Kebenaran itu akan datang dan tinggal di dalam setiap orang yang percaya kepadaNya, tetapi dunia tidak dapat menerima Dia, sebab dunia tidak melihat Dia dan tidak mengenal Dia (John 14:16-17). Roh Allah yang kudus hanya dapat tinggal di dalam setiap orang yang telah dikuduskan oleh darah Yesus (1 Cor 6:19-20), Ia menyatakan kehadiranNya secara konsisten sebagai penolong (John 14:16-17), penghibur (John 14:26), pemimpin dalam seluruh kebenaran (John 16:13-14), tidak hanya itu, Roh Allah juga akan menghasilkan buah Roh (Gal 5:22-23) dan aliran-aliran air kehidupan (John 7:38-39) dalam jiwa setiap orang yang percaya kepada Yesus.

          Tetapi mengapa kita sebagai orang percaya seringkali tidak dapat merasakan dan menikmati hadirat Allah secara konsisten? Penghalang utama adalah rasa bersalah, perasaan tidak layak dan perasaan berdosa yang sering menuduh orang percaya, hal ini biasanya disebabkan oleh cara pandang yang masih berdasarkan hukum taurat. Melalui pengorbanan Tuhan Yesus, kita sudah diampuni dan disucikan dari dosa sekali untuk selamanya (Heb 10:14-18), fakta inilah yang dapat membuat kita dapat dengan berani dan yakin untuk masuk dan menikmati hadiratNya senantiasa (Heb 10:19).

          Ada juga pengajaran yang menyatakan bahwa kita hanya dapat merasakan hadirat Tuhan ketika sedang berdoa, memuji dan menyembah Tuhan, seolah-olah diluar kegiatan itu Roh Allah tidak akan menyatakan hadiratNya, hal ini menjadi ritual di beberapa denominasi gereja modern. Memang pengajaran seperti itu dapat dibenarkan pada jaman perjanjian lama, tetapi di dalam perjanjian baru, Roh Allah berdiam di dalam setiap orang percaya, hal ini jelas bahwa ia tidak hanya hadir sesaat saja, tetapi Ia tinggal di dalam kita, hal ini berarti hadiratNya secara konsisten berada di dalam, memenuhi bahkan menenggelamkan kita seutuhnya (John 14:20; Acts 1:5).

          Jika kita tidak merasakan hadiratNya, bukan berarti Roh Allah berhenti menyatakan kehadiranNya, tetapi yang seringkali menjadi penyebabnya adalah cara berpikir kita yang agamawi. Maksudnya, kita sering diajarkan dan sudah terbiasa untuk melakukan berbagai ritual agamawi agar dapat masuk dalam hadiratNya, tetapi sebenarnya dalam perjanjian baru kita hanya perlu menggunakan iman kita (Rom 5:1-2). Secara sederhana iman berarti memandang dan menerima suatu fakta yang dinyatakan oleh firman Allah, jika Alkitab berkata bahwa Roh Allah telah berdiam dalam diri kita, maka kita hanya perlu memandang dan menerimanya sebagai kebenaran (fakta), jadi melalui iman kita dapat mengetahui, merasakan dan menikmati hadiratNya secara konsisten.

          Apakah orang dunia atau non kristen sama sekali tidak dapat mengetahui dan merasakan hadirat Roh Allah? Alkitab menyatakan bahwa Roh Kudus tidak hanya menyatakan hadiratNya kepada gereja Tuhan, tetapi juga kepada setiap orang di dunia ini, hanya saja dengan cara dan tujuan yang berbeda, hadiratNya dinyatakan untuk menginsafkan dunia akan dosa, kebenaran dan penghakiman (John 16:8-10). Meskipun orang dunia tidak menyadari kehadiran dan pekerjaan Roh Kudus, tetapi setiap orang dapat menyadari dampaknya di dalam hati mereka yang terdalam, mereka tidak dapat menyangkali bahwa mereka adalah manusia berdosa, membutuhkan kebenaran dan ingin bebas dari penghukuman kekal. Melalui karya Roh Kudus inilah setiap orang memiliki potensi untuk dapat menerima keselamatan di dalam Kristus, hal ini memberikan gereja Tuhan suatu dasar yang kokoh untuk memberitakan injil keselamatan kepada semua orang (Mark 16:15-16).