Kamis, 29 Mei 2014

Apakah Yesus benar-benar bangkit dari kematian ?

          Sebenarnya pertanyaan-pertanyaan seperti ini sudah tidak asing lagi bagi orang yang meragukan semua hal yang tidak natural (alamiah), banyak pernyataan ataupun kisah dalam Alkitab yang melampaui hal-hal alamiah sehingga banyak orang meragukan kebenarannya. Kebangkitan Yesus dari kematian bukan satu-satunya kisah sejarah yang diragukan oleh orang-orang yang kritis, masih banyak yang lain seperti: kelahiran Yesus dari seorang perawan, keberadaan surga dan neraka, semua mujizat yang terdokumentasi dalam Alkitab, dan masih banyak lagi. Memang saya tidak akan membahas satu persatu semua hal itu, tetapi saya akan fokus pada pertanyaan mengenai kebenaran kebangkitan Yesus, sebab tanpa ada kebangkitan orang mati maka sia-sialah iman di dalam Kristus (1 Cor 15:12-19). Jawaban dari pertanyaan ini dapat menjadi dasar bagi jawaban semua pertanyaan mengenai kisah-kisah Alkitab yang identik dengan hal-hal yang ajaib, supranatural atau melampaui hukum alam.

          Sudah banyak para sarjana Alkitab, para teolog maupun pakar-pakar pembela kebenaran Alkitab yang telah memberikan banyak bukti kepada dunia bahwa Yesus benar-benar bangkit dari kematian baik melalui bukti arkeologi, filosofi maupun kesaksian tulisan sejarah. Tetapi di sini saya hanya akan memberikan 3 bukti penting yang dapat diterima logika secara umum.

Bukti pertama, murid-murid Yesus adalah saksi hidup, dimana mereka menemukan kubur Yesus telah kosong, bahkan Yesus sendiri menampakan diri dan berkomunikasi kepada mereka berulang kali secara kasat mata. Sebelum naik ke surga Yesus mengutus para muridNya untuk memberitakan injil kepada semua orang dan menyertai mereka dengan tanda-tanda ajaib, itulah sebabnya mereka bahkan rela mengorbankan nyawa untuk menjadi saksiNya (Mat 28:1-20 ; Mark 16:1-20 ; Luke 24:1-53 ; John 20:1-31 ; John 21:1-25). Tidak ada orang yang mau mempertaruhkan nyawanya hanya demi kebohongan, demikian pula para pengikut Yesus pada saat itu, mereka telah membuktikan sendiri bahkan dengan kelima indera jasmani mereka, bahwa Yesus telah bangkit dari kematian (John 20:1-31).

Bukti kedua, setelah kematian Yesus, para imam kepala dan orang farisi minta kepada Pilatus untuk menjaga kubur Yesus dengan penjagaan yang super ketat selama 3 hari, sebab mereka mengetahui bahwa Yesus pernah berkata bahwa Ia akan bangkit sesudah 3 hari. Hal ini mereka lakukan untuk mencegah murid-murid Yesus mencuri mayatNya dan mengatakan pada rakyat bahwa Ia telah bangkit dari kematian, sehingga terjadi banyak penyesatan. Oleh sebab itu Pilatus mengabulkan permintaan mereka dan memberikan penjaga-penjaga untuk menjaga kubur Yesus dengan ketat (Mat 27:62-66). Hal ini jelas membuktikan bahwa tidak mungkin mayat Yesus dapat dicuri ataupun hilang begitu saja, jadi jika pada saat itu Yesus tidak bangkit, maka para imam kepala dan orang farisi dapat dengan mudah membuktikan pada rakyat dengan menunjukkan mayat Yesus kepada mereka, dan akibatnya segala kepercayaan terhadap Yesus akan musnah pada saat itu juga. Tetapi realitanya tidak demikian, Alkitab mencatat bahwa Yesus bangkit dari kematian dan para penjaga kuburNya juga bersaksi pada para imam kepala mengenai peristiwa kebangkitanNya (Mat 28:11-15). Oleh sebab itu kepercayaan para pengikutNya semakin kuat pada waktu itu, bahkan sampai sekarang, sebab Yesus benar-benar telah bangkit dari kematian (1 Cor 15:12-20).

Bukti ketiga, suatu kebenaran mempunyai sifat dapat dibuktikan oleh siapapun juga, begitu pula dengan kebangkitan Tuhan Yesus, jika Dia hidup maka semua orang dapat berjumpa dan menjalin suatu hubungan denganNya. Sampai hari ini jumlah orang percaya kepada Tuhan Yesus terus bertambah di seluruh dunia, mereka bersaksi bahwa mereka mengalami persekutuan dan menikmati kehadiranNya secara nyata dalam hidup mereka (John 14:23). Bagi orang yang tidak percaya, saya tantang anda untuk secara pribadi datang dalam doa kepada Tuhan Yesus dan mengundang Dia masuk dalam hati dan kehidupan anda dan buktikanlah sendiri kebenarannya.

          Sebenarnya ada banyak alasan yang dapat diterima akal sehat untuk mempercayai kebangkitan Yesus, tetapi yang mengejutkan, realitanya hampir semua orang kristen percaya pada kebangkitan Yesus bukan karena mereka telah mempertimbangkan berbagai alasan yang masuk akal, melainkan mereka percaya karena pemberitaan injil (Rom 10:13-15). Mereka memilih percaya bahwa ada Allah yang hidup, Allah yang menciptakan segala sesuatu, Allah yang mengasihi manusia, Allah yang menebus dosa manusia melalui Yesus, dan juga membangkitkan Yesus dari kematian, sehingga memberikan pengharapan akan keselamatan kekal. Banyak orang masih menganggap bahwa kepercayaan orang kristen itu tidak memiliki dasar, seolah-olah mereka hanya asal percaya secara fanatik saja, tetapi sebenarnya tidak demikian. Di dalam lubuk hati yang terdalam, setiap orang menyadari bahwa mereka adalah manusia berdosa, dan terbukti bahwa segala aspek dunia ini sedang menuju kehancuran total akibat dosa, dan pemberitaan injil itu adalah satu-satunya jalan keluar atau obat yang ditawarkan Allah untuk menyembuhkan segala penderitaan manusia akibat dosa.

          Inti dari berita injil adalah kematian Tuhan Yesus untuk menebus dosa manusia dan kebangkitanNya adalah bukti kemenanganNya atas maut sehingga memberikan harapan bagi setiap manusia yang percaya kepadaNya untuk diselamatkan dari maut (kematian kekal di dalam dosa) (1 Cor 15:20-22). Tetapi pertanyaannya, apakah pemberitaan injil itu dapat dibuktikan kebenarannya? Tentu saja dapat dibuktikan, bahkan oleh semua orang, caranya adalah dengan membuktikannya sendiri dengan mempercayainya dengan segenap hati, memandang bahwa berita injil itu adalah seperti tawaran "obat" dari Allah (tabib) untuk menyembuhkan manusia yang sakit (berdosa) (Mat 9:12-13). Coba renungkan ketika ada seseorang yang sedang menderita suatu penyakit dan diberikan obat oleh dokter yang sudah memahami dan dapat menyembuhkan penyakitnya, bagaimana orang tersebut dapat membuktikan bahwa obat itu benar-benar dapat menyembuhkannya? Tidak ada jalan lain selain mempercayai dokter dan meminum obat itu sehingga dapat membuktikan bahwa obat itu dapat memberikan kesembuhan.

          Demikian pula dengan injil keselamatan, satu-satunya jalan untuk dapat membuktikan kebenarannya adalah dengan mempercayainya dengan segenap hati (Rom 10:9-10), saat kita percaya, maka Roh Kudus akan tinggal di dalam roh kita untuk memberikan kesaksian dan membuktikan segala kebenaran berita injil atau Alkitab dalam kehidupan kita (John 16:13; John 14:16-17). Sebaliknya jika seseorang memilih untuk tidak percaya pada berita injil, maka tidak mungkin ada bukti yang dapat membuat dia percaya, prinsipnya jelas, Allah ingin semua orang membuktikan kebenaran kasih dan firmanNya melalui iman percaya mereka, tetapi jika mereka menolak untuk percaya kepadaNya maka tidak akan ada bukti apapun yang akan mereka terima (Mat 13:58). Hanya orang percaya yang dapat secara pribadi membuktikan melalui persekutuan dan pengalaman mereka bersama Yesus yang telah bangkit dari kematian, Yesus itu hidup bersama mereka (John 14:23).

          Apakah mujizat itu melanggar hukum alam? Ada orang yang mempertanyakan bahwa jika Allah menciptakan hukum-hukum alam yang tidak berubah (konstan), maka dengan adanya mujizat berarti Allah telah melanggar hukum alam yang dibuatNya sendiri, sebab mujizat itu tidak konstan dan seringkali bertentangan dengan hukum alam. Pada dasarnya mujizat itu tidak melanggar atau bertentangan dengan hukum alam, seperti hukum aerodinamika tidak bertentangan dengan hukum gravitasi, jadi ketika Allah membuat suatu mujizat, sebenarnya hal itu membuktikan bahwa ada hukum yang lebih tinggi dari hukum alam. Hukum alam bersifat jasmaniah (dapat diamati dan diukur), dan hukum yang lebih tinggi itu adalah firman Allah yang bersifat rohani dan hanya dapat dijangkau oleh iman (Heb 11:3), jadi Allah tidak menghilangkan atau melanggar hukum alam ketika Dia membuat mujizat, tetapi masing-masing bekerja sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan oleh Allah.

          Tetapi mengenai hal-hal yang buruk seperti sakit-penyakit, bencana alam, malapetaka, kematian, kejahatan, kemiskinan dan lain-lain, itu bukanlah disebabkan hukum alam, melainkan hukum dosa dan maut, dan Allah yang penuh kasih telah menyediakan jalan bagi manusia untuk bebas dari semuanya itu melalui Kristus (Rom 8:2-3). Kebangkitan Yesus dari kematian adalah cara bagaimana Allah mengalahkan hukum dosa dan maut (Rom 6:9), dengan dasar inilah setiap manusia dapat memiliki jaminan yang pasti untuk dimerdekakan dari kuasa dosa (Rom 6:14). Hal ini menjelaskan bahwa sebenarnya mujizat itu bukanlah sesuatu yang tidak pasti, tetapi memiliki dasar yang kuat yaitu firman Allah, setiap orang yang percaya kepadaNya dapat menikmati setiap mujizat yang dijanjikanNya.