Kamis, 10 April 2014

Bagaimana cara hidup menurut Roh itu ?

          Ada denominasi gereja yang mengajarkan bahwa orang kristen harus hidup menurut Roh, yaitu hidup berdasarkan pimpinan Roh Allah secara langsung (Rom 8:14), hal ini banyak mengubah gaya hidup jemaat Tuhan, mereka mulai terobsesi untuk mencari petunjuk dan tuntunan Roh Allah secara langsung dalam segala aspek kehidupan mereka sehari-hari. Meskipun mereka memiliki motivasi yang tulus dan baik, sebenarnya cara pandang semacam ini memiliki resiko yang besar, seringkali banyak jemaat mengalami putus asa karena mereka tidak dapat mengetahui pimpinan Roh Allah secara langsung. Dan sebaliknya banyak juga jemaat yang secara ekstrim percaya dapat mendengar tuntunan Roh secara langsung secara terus menerus dalam hidup mereka, hal ini membuat mereka mudah tersesat dan mengalami banyak kerugian. Jadi bagaimana cara hidup menurut Roh yang benar ?

          Pertama, Alkitab tidak pernah menyatakan bahwa sebagai umat Allah kita harus selalu dipimpin oleh Roh Kudus secara langsung, Alkitab menyatakan bahwa semua orang yang dipimpin Roh Allah adalah anak Allah (Rom 8:14). Jadi jelas bahwa sebagai anak Allah kita pasti dipimpin oleh Roh Allah, atau dengan kata lain ketika kita dilahirkan dari Roh, Roh Allah tinggal di dalam kita, dan hal itu memiliki arti bahwa kita telah hidup di dalam atau menurut Roh (Rom 8:9). Sayangnya banyak orang kristen berpikir bahwa hidup di dalam Roh itu berarti harus mengikuti pimpinan Roh Allah secara langsung, seolah-olah Roh Allah itu ingin mendikte orang kristen seperti boneka atau robot. Roh Kudus bukan seorang diktator, tetapi Dia mengerti bahwa ketika kita telah menjadi ciptaan baru, maka kita memiliki sifat alamiah yang serupa dengan Allah sendiri, hal ini memiliki arti bahwa hidup menurut Roh itu adalah sama dengan hidup berdasarkan roh kita yang baru. Tidak heran apabila di dalam Alkitab perjanjian baru, roh manusia dan Roh Allah ditulis dalam satu kata yang sama dalam bahasa Yunani, yaitu pneuma, hal ini juga berarti Roh Allah tinggal atau menjadi satu dengan roh manusia yang baru.

          Kedua, setiap jemaat Tuhan harus mengenal karakter dan sifat Allah melalui Alkitab, sehingga dengan mengenal Allah maka jemaat juga dapat mengenal roh mereka sendiri yang serupa dengan Allah, pengenalan akan roh yang baru inilah yang menjadi dasar untuk memperbaharui jiwa mereka (pikiran, perasaan, dan kehendak) supaya selaras dengan kehendak Allah (Rom 12:2). Berdasarkan hal ini, hidup menurut Roh itu bukanlah hal yang sulit, tetapi sama dengan menjalani hidup dengan menjadi diri sendiri, apa yang kita pikirkan, rasakan dan inginkan pasti juga sama dengan apa yang Roh Allah pikirkan, rasakan dan inginkan. Jika kita sebagai anak Allah dicobai untuk berbuat dosa, maka roh dan jiwa kita juga pasti mengetahui apakah itu benar atau salah, jadi tidak perlu Roh Allah terus menerus menegur dan memperingatkan kita akan bahaya dosa, tetapi masalahnya sebagai pribadi yang bebas, kita dapat mengambil keputusan yang salah. Untuk memahami mengapa kita sebagai anak Allah yang telah hidup di dalam Roh masih dapat mengambil keputusan yang salah untuk berbuat dosa, silakan membaca artikel yang telah saya tulis dengan judul: Mengapa orang suci masih melakukan dosa?

          Ketiga, hidup dalam Roh juga berarti tidak hidup di bawah hukum taurat (daging), tetapi hidup di bawah kasih karunia (Rom 7:6). Artinya kehidupan kita tidak lagi dinilai atau dihakimi oleh hukum taurat, tetapi melalui Tuhan Yesus Kristus kita telah diampuni, dibenarkan dan dibebaskan dari segala penghukuman (Rom 8:1-4). Jadi sebenarnya hidup dalam Roh itu sama dengan hidup menikmati kekayaan kasih dan anugerah Allah, hal ini bukan karena prestasi atau kehebatan kita, tetapi karena di dalam Kristus kita telah menjadi anak-anak Allah, ahli waris segala janji Allah (Rom 8:16-17). Ironisnya masih banyak orang Kristen masih hidup di bawah hukum taurat, yaitu berusaha dengan kekuatannya sendiri untuk memperoleh kebenaran, berkat dan penerimaan Allah, inilah yang disebut dengan hidup berdasarkan daging, semuanya ini hanya mendatangkan kegagalan, kelelahan, stres dan kekecewaan. Kehidupan dalam Roh memikirkan hal-hal yang dari Roh (Rom 5:5), artinya memikirkan segala kasih karunia Allah di dalam Kristus, yaitu: kasih, sukacita, damai sejahtera, kebaikan, segala hal yang sedap didengar, kekayaan, kesembuhan, kemuliaan, kekudusan dan hal-hal surgawi lainnya, semuanya ini adalah kehidupan Roh yang telah diberikan kepada kita.

          Tetapi apakah Roh Allah tidak pernah berbicara secara langsung kepada jemaat? Tentu saja Roh Allah dapat berbicara secara langsung kepada kita sebagai orang yang telah lahir baru, tetapi Roh Allah tidak pernah mendikte atau memaksakan kehendakNya, Alkitab menyatakan bahwa Roh Kudus itu akan menghibur, mengajar, menasehati, mengingatkan, mengarahkan dan menolong kita dalam segala hal (John 14:16-26; John 16:13-15). Pada dasarnya jika Roh Allah berbicara kepada kita, maka Roh Allah juga pasti menggunakan cara yang dapat kita mengerti, masalahnya seringkali kita tidak menyadarinya, kita sudah terbiasa untuk banyak berbicara kepada Allah tetapi tidak terbiasa mendengar dan menyadari ketika Allah berbicara kepada kita. Tetapi pegangan utama kita bukanlah komunikasi yang bersifat langsung, melainkan firman Allah yang tertulis, melalui Alkitab kita dapat mengetahui dengan jelas dan tepat isi hati dan pikiran Allah.