Selasa, 08 April 2014

Apakah Alkitab perjanjian lama masih berlaku di masa kini ?

           Tidak diragukan lagi bahwa sampai sekarang semua orang kristen dan denominasi gereja berpegang pada Alkitab secara utuh yaitu perjanjian lama dan baru sebagai dasar iman untuk menjalani kehidupan yang dikehendaki oleh Allah. Sayangnya banyak umat Allah termasuk pengajar Alkitab tidak menyadari bahwa perjanjian lama itu ditulis berdasarkan konteks yang berlainan, baik dari segi waktu, kebudayaan, orang-orang tertentu, maupun dalam segala situasi yang berbeda. Secara umum, gereja menganggap semua tulisan dalam perjanjian lama juga berlaku pada umat Allah di masa kini dengan cara menafsirkannya, tetapi cara pandang terhadap Alkitab seperti ini dapat berbahaya dan merugikan gereja Tuhan, sebab tanpa sadar gereja akan kembali hidup di bawah hukum taurat sehingga tidak dapat menikmati segala kasih karunia Allah di dalam Kristus Yesus (Rom 6:14). Jadi bagaimana seharusnya kita memandang Alkitab perjanjian lama?
         
          Jawaban singkat untuk pertanyaan di atas adalah tentu saja Alkitab perjanjian lama sangat penting dan masih sangat berguna dan berlaku di masa kini, sebab kita harus memandang Alkitab perjanjian lama sama seperti Yesus memandangnya yaitu sebagai firman Allah yang kekal (Matt 5:17-19; John 5:37-40). Sebenarnya masalahnya adalah bahwa gereja Tuhan tidak seharusnya menelan mentah-mentah setiap tulisan dalam Alkitab perjanjian lama, sebab setiap bagian ada konteksnya masing-masing dan mungkin sudah tidak berlaku lagi pada masa kini, jadi bagaimana kita bisa memandang setiap konteks dalam perjanjian lama itu adalah firman Allah yang masih berlaku bagi kita di masa kini? Cara pandang yang benar adalah dengan belajar untuk melihat pesan atau makna yang terkandung pada setiap konteks atau bagiannya, sehingga melalui cara ini kita akan mendapatkan firman Tuhan yang sesungguhnya. Firman Tuhan dapat berupa berbagai informasi fakta sejarah, pesan, nasehat, prinsip, hikmat, kehendakNya, karakterNya, janjiNya, nubuatan dan segala kebenaran rohani yang sangat berguna bagi kita di masa kini.

          Cara pandang utama untuk memahami Alkitab perjanjian lama adalah dengan memandang sama seperti yang diajarkan Tuhan Yesus sendiri, yaitu bahwa kitab-kitab suci perjanjian lama itu sebenarnya memberikan kesaksian tentang Yesus (John 5:39 ;  Luke 24:27). Meskipun ada banyak topik yang bisa kita pelajari dalam perjanjian lama, tetapi pesan yang sesungguhnya adalah mengenai pribadi Tuhan Yesus Kristus dan karyaNya untuk menebus dosa dunia ini. Tidak ada pesan yang lebih penting untuk disampaikan dalam kitab suci selain pengetahuan akan pribadi Allah dan pesan keselamatan manusia dari dosa, dan semuanya itu digenapi di dalam Tuhan Yesus (Matt 5:17). Oleh sebab itu, meskipun saat ini kita berada di bawah perjanjian baru, kita dapat menikmati kitab suci perjanjian lama dengan kaca mata perjanjian baru Yesus Kristus.

          Jika kita membaca Alkitab perjanjian lama tanpa melalui cara pandang perjanjian baru, maka banyak hal yang sudah tidak berlaku bagi gereja di masa kini, misalnya: hukum taurat, sejarah Israel, tata cara ibadah kemah suci Musa, persembahan korban binatang, berperang merebut tanah kanaan, nubuatan yang telah digenapi mengenai Tuhan Yesus, dan segala hal yang berkaitan dengan setiap situasi pada masanya masing-masing. Ironisnya seringkali banyak pendeta yang mengambil dan mengajarkan ayat-ayat Alkitab perjanjian lama kepada jemaat tanpa melihat konteksnya, sehingga menciptakan versi kebenarannya sendiri atau membuat ajaran baru yang sebenarnya bukan firman Tuhan. Oleh sebab itu setiap orang kristen bertanggung jawab untuk membaca dan mempelajari Alkitab secara pribadi dan bukan hanya bergantung pada apa yang orang lain katakan.

          Selain itu, Alkitab juga menyatakan bahwa hukum taurat itu masih berguna jika tepat digunakan, khususnya bagi orang berdosa (1 Tim 1:8-10) bahkan hingga saat ini, apa maksudnya? Sebenarnya hal ini bukanlah seluruh perintah dalam hukum taurat masih berguna, tetapi yang dimaksud adalah hukum moral dari sepuluh perintah Allah, hal ini untuk menunjukkan dan menyadarkan bahwa semua orang telah berdosa (Rom 7:7-12). Hal ini jelas bermanfaat dalam pemberitaan injil keselamatan, jika seseorang telah menyadari dosa-dosanya, maka injil itu akan sangat berguna bagi orang itu, sehingga ia dapat menerima keselamatan. Tetapi apakah inti hukum taurat itu sudah tidak berlaku bagi gereja? Tentu saja masih berguna, tetapi bukan untuk menunjukkan dosa, melainkan berguna untuk menunjukkan identitas atau karakter gereja sebagai ciptaan baru yang memiliki sifat alamiah sama seperti Allah sendiri yaitu kasih (1 John 3:16; Rom 5:5).