Kamis, 24 April 2014

Apa yang dimaksud dengan "menyangkal diri" dan "memikul salib" ?

          Banyak orang kristen menerima pengajaran bahwa untuk mengikut Kristus kita harus menyangkal diri dan memikul salib seperti (Luke 9:23), masalahnya pengertian "menyangkal diri" dan "memikul salib" yang diajarkan gereja berbeda dengan yang dimaksud oleh Tuhan Yesus. Banyak denominasi gereja berpegang pada pengajaran bahwa setiap orang kristen masih memiliki dosa atau sifat kedagingan di dalam dirinya, sehingga sifat dosa itu harus dilawan dengan menyangkal diri sendiri dan menyalibkan kedagingannya setiap hari. Pengajaran semacam ini hanya akan membuat gereja Tuhan frustasi dan akhirnya putus asa sebab tidak ada satupun orang kristen yang sanggup melakukannya, hal ini jelas adalah cara pandang yang salah dan tidak sesuai ajaran Alkitab. Jadi bagaimana cara pandang yang benar menurut Alkitab?

          Alkitab menyatakan bahwa di dalam Kristus, manusia lama atau dosa di dalam diri kita itu sudah mati dan kehilangan kuasanya, sebab siapa yang telah mati, ia telah bebas dari dosa (Rom 6:6-7), tidak hanya itu, barangsiapa menjadi milik Kristus, ia telah menyalibkan daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya (Gal 5:24). Alkitab dengan jelas menyatakan bahwa gereja Tuhan telah bebas dari dosa dan segala sifat daging, oleh sebab itu orang kristen tidak perlu melakukan hal yang sia-sia dengan berusaha melawan dirinya sendiri setiap hari. Di dalam Kristus, kita adalah ciptaan baru (2 Cor 5:17) dan memiliki sifat alamiah baru yang serupa dan segambar dengan Allah sendiri (1 Pet 1:18-19), dengan dasar inilah kita sebagai orang kristen seharusnya fokus dan menikmati kehidupan yang baru di dalam Kristus. Jika kita masih menganggap ada dosa di dalam kita, maka cepat atau lambat kita akan kembali melakukan dosa, sebaliknya jika kita memandang diri kita sudah mati bagi dosa maka kita dapat hidup bagi Allah (Rom 6:11). 

          Jadi apa sebenarnya yang dimaksud dengan "menyangkal diri" dan "memikul salib" menurut Yesus? Menurut konteksnya (baca Luke 9:22-27) Yesus sedang menyatakan kepada murid-muridNya bahwa diriNya akan mengalami penganiayaan dan akhirnya dibunuh oleh pihak orang Yahudi yang agamawi, dan semua pengikut Yesus juga akan mengalami hal yang sama (Luke 9:22-27). Mengapa Yesus mengalami penganiayaan dan dibunuh? Sebab Yesus mengakui bahwa diriNya adalah Mesias, Anak Allah, sang juru selamat dunia (Matt 26:63-66 ; John 10:31-36), hal ini dipandang oleh para pemuka agama dan orang farisi sebagai penghujatan kepada Allah. Oleh sebab itu Yesus menyatakan dengan tegas kepada para pengikutnya untuk berpegang teguh pada iman bahwa Ia adalah sang Mesias, Anak Allah, apapun resikonya. Sebab setiap orang yang percaya kepadaNya akan diselamatkan dan mempeoleh hidup kekal, tetapi yang menyangkalNya tidak akan diterimaNya (Luke 9:24-26).

          Dengan demikian jelas bahwa arti dari "menyangkal diri dan memikul salib" adalah bahwa para pengikut Kristus sudah seharusnya memiliki keberanian dan tetap berpegang teguh dalam iman dengan mengakui bahwa Yesus adalah sang Mesias, Anak Allah, sepanjang hidup mereka, meskipun resikonya ada banyak perlawanan, penganiayaan dan bahkan dapat dibunuh oleh orang-orang yang tidak percaya kepada Tuhan Yesus.