Senin, 10 Maret 2014

Yesus Kristus itu adalah Allah atau manusia ?

        Topik ini seringkali digunakan oleh orang skeptis ataupun dari agama lain untuk menantang orang kristen membuktikan bahwa Yesus Kristus itu adalah Allah yang layak disembah, ironisnya banyak orang kristen ataupun denominasi gereja tidak memiliki jawaban yang memuaskan. Secara umum denominasi gereja berpegang pada doktrin bahwa Yesus Kritus itu adalah 100% Allah dan juga 100% manusia, meskipun demikian banyak pemimpin gereja mengakui bahwa hal ini adalah misteri ilahi yang tidak dapat dijelaskan dengan pikiran manusia yang terbatas. Bagi banyak orang, Yesus itu adalah manusia biasa yang memiliki karunia khusus seperti nabi, jadi mereka sulit untuk menerima dan mengakui bahwa Yesus itu adalah Allah. Bahkan sampai saat ini bangsa Yahudi juga menolak Yesus sebagai Allah, sebab mereka berpegang pada Alkitab perjanjian lama yang menyatakan bahwa Allah itu Roh yang maha kuasa, maha tahu dan maha hadir.

          Untuk menjelaskan dan membuktikan bahwa Yesus adalah Allah kita harus berpegang pada konteks yang dinyatakan Alkitab bahwa pada mulanya Allah menciptakan manusia untuk berkuasa atas bumi dan segala isinya (Gen 1:26-28), tetapi manusia ditipu iblis dan jatuh dalam dosa, sehingga kekuasaan atas bumi jatuh ke tangan iblis. Bagaimana Allah dapat menyelamatkan manusia dari dosa? Karena Allah sudah menetapkan bahwa manusia harus berkuasa atas bumi, jadi iblis juga harus dikalahkan oleh manusia (keturunan Hawa) sehingga manusia dapat diselamatkan dan kembali berkuasa atas bumi (Gen 3:15). Alkitab menyatakan bahwa semua manusia telah berdosa (Rom 3:23) sehingga tidak ada yang dapat mengalahkan iblis, melalui konteks inilah Allah sendiri mengutus AnakNya yang tunggal menjadi manusia di dalam nama Yesus Kristus (John 1:1-18) untuk menyelamatkan manusia (John 3:16).

         Dengan demikian, kita mengetahui bahwa Yesus sebelum menjadi manusia adalah 100% Allah, Alkitab menyatakan bahwa Yesus yang dalam rupa Allah tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu harus dipertahankan, Dia rela mengosongkan diri dan menjadi sama dengan manusia (Phil 2:5-7). Yang dimaksud dengan rupa atau wujud Allah adalah "Roh", jadi sebenarnya Yesus tidak mungkin mengosongkan diriNya dalam arti sifat, karakter, dan statusNya sebagai Allah yang kudus dan penuh kasih. Tetapi yang dimaksud "mengosongkan diri" di sini adalah menanggalkan hak istimewaNya bahwa Yesus yang memiliki wujud Roh yang tak terbatas itu rela untuk tinggal dan hidup dalam wujud (tubuh jasmani) manusia yang sangat terbatas. Melalui pengertian inilah Tuhan Yesus memiliki identitas baru yaitu Allah yang menjadi daging atau Allah dalam wujud (rupa) manusia (John 1:14).

        Banyak orang kristen mengira bahwa setelah Yesus dibangkitkan dari kematian, Ia kembali mengenakan rupa Allah, tetapi Alkitab menyatakan bahwa Yesus dibangkitkan tetap dalam rupa manusia agar setiap manusia yang meninggal di dalam Kristus juga dibangkitkan di dalam Dia (1 Cor 15:16-22) dengan mengenakan tubuh sorgawi (1 Cor 15:35-40). Alkitab menyatakan bahwa setelah Yesus merendahkan diri dan taat sampai mati di salib, Allah sangat meninggikan namaNya sehingga melalui nama Yesus, segala makhluk menyembah Allah (Phil 2:8-11). Jadi meskipun Yesus tidak lagi mengambil rupa Allah, Dia tetap dalam posisi yang setara atau sama dengan Allah dengan duduk di sebelah kananNya selama-lamanya (Mark 16:19; Heb 10:12), setelah mengalahkan iblis, Dia tidak hanya memiliki segala otoritas di surga (sebagai Allah), tetapi juga di bumi (sebagai manusia) (Mat 27:17-18). Tuhan Yesus telah membuktikan diriNya adalah Allah yang sejati, karena kasihNya Dia rela menanggalkan rupa Allah untuk menyelamatkan manusia dari dosa, tidak ada allah lain seperti Tuhan Yesus.