Jumat, 07 Maret 2014

Bagaimana seharusnya cara manusia menyembah Allah ?

          Menyembah adalah ekspresi manusia yang penuh penghormatan, kekaguman dan kasih dalam menjalin hubungan dengan Allah. Semua orang yang percaya bahwa Allah itu ada akan berusaha melakukan berbagai macam hal untuk menyembah Dia, tetapi kita dapat melihat bahwa di dunia ini ada begitu banyak cara dan aktivitas yang berbeda-beda dilakukan oleh manusia untuk beribadah kepadaNya. Tetapi anehnya, jarang sekali orang yang mau peduli dan memperhatikan apakah Allah benar-benar mau menerima atau meresponi penyembahan mereka? Hal ini harusnya dapat menjadi tanda bagi semua orang, hanya ada dua kemungkinan jika Allah tidak secara nyata meresponi penyembahan mereka, yang pertama adalah apakah allah yang mereka sembah itu benar-benar Allah? Yang kedua adalah apakah cara menyembah mereka itu sesuai dengan apa yang dikehendakiNya?

          Hal yang pertama, manusia tidak mungkin bisa mengenal Allah sebab Allah itu Roh dan manusia itu daging, oleh sebab itu Allah harus menjadi manusia (daging) untuk menyatakan diriNya kepada manusia (baca artikel: Bagaimana manusia dapat mengenal Allah? Bagian 1). Alkitab menyatakan bahwa Allah telah menjadi manusia dan diam diantara kita, Allah menyatakan diriNya dalam nama Yesus Kristus (John 1:14-18), dan Yesus adalah jalan, kebenaran dan hidup, manusia tidak dapat datang kepada Allah tanpa melaluiNya (John 14:6). Hal ini sangat masuk akal sebab Allah itu kudus dan manusia itu berdosa, sehingga Allah menggunakan nama Yesus (artinya: Allah yang menyelamatkan; Mat 1:21) sebagai nama perjanjian dimana hanya melalui nama Yesus manusia dapat diselamatkan dari dosa untuk dapat menghampiri dan menyembah Allah yang kudus.

          Hal yang kedua, Alkitab menyatakan bahwa Allah itu Roh, barangsiapa menyembahNya harus di dalam roh dan kebenaran (John 4:24), hal ini berkaitan dengan cara menyembah yang dikehendakiNya. Saat ini masih banyak orang termasuk orang kristen yang diajarkan bahwa cara ibadah atau menyembah Allah itu adalah dengan melakukan ritual tata cara keagamaan, tetapi usaha manusia secara fisik tidak mungkin menjangkau Allah yang adalah Roh. Jadi bagaimana menyembah Allah di dalam roh dan kebenaran? Kita harus mengerti bahwa sejak semula Allahlah yang berinisiatif untuk menjalin suatu hubungan yang akrab dengan manusia (Gen 2:7-25), begitu juga sekarang Allah juga berinisiatif memberikan RohNya untuk berdiam dan menyatu dengan roh manusia yang telah dibenarkan (John 14:15-20; 1 Cor 6:17-19). Dengan inisiatif Allah inilah roh manusia dapat terus menyembahNya atau menjalin hubungan denganNya tanpa henti, meskipun demikian, seringkali jiwa manusia (pikiran, perasaan dan kehendak bebas) tidak menyadarinya sebab jiwa sudah terbiasa fokus pada hal-hal yang jasmani, bukan rohani.

          Seringkali organisasi gereja mengajarkan jemaat untuk menyembah Allah sesuai dengan pola ibadah setiap hari minggu, yaitu jemaat harus menyediakan waktu khusus untuk berdoa, menyanyikan lagu pujian dan membaca Alkitab, hal ini sebenarnya hanya bagian kecil saja dari penyembahan yang dikehendaki Allah. Di dalam perjanjian baru, Roh Allah berdiam di dalam tiap-tiap orang percaya, umat Allah hanya perlu melatih dan mengarahkan jiwa mereka fokus pada Roh Allah di dalam diri mereka untuk menjalin hubungan denganNya. Berbeda dengan agama-agama lain yang menyembah Allah tanpa mengharapkan respon dariNya secara langsung, ketika umat Allah mengarahkan fokus jiwa mereka pada Roh Allah maka mereka dapat merasakan dan menikmati hadiratNya, mendengarkan dan berkomunikasi denganNya serta memuji dan menyembahNya setiap waktu dimanapun mereka berada. Jika gereja (umat Allah) secara konsisten mengarahkan jiwanya kepada Roh Allah maka gereja juga akan dapat mengendalikan tubuh jasmaninya selaras dengan kehendakNya.