Senin, 24 Maret 2014

Bagaimana cara mendapatkan segala berkat perjanjian baru? (Bagian 1)

          Meskipun saat ini jemaat Tuhan berada di masa perjanjian baru, tetapi tidak banyak jemaat yang menikmati berkat Allah secara penuh, padahal mereka tekun berdoa meminta berkat kepada Bapa, seperti yang diajarkan Yesus (Mat 7:7-11). Banyak orang kristen diajarkan untuk meminta-minta berkat kepada Allah siang dan malam, seolah-olah dengan sikap yang pantang menyerah dan tekun, doa mereka akan dikabulkan. Menurut konteksnya, sebenarnya Yesus sedang mengajar orang Yahudi bahwa mereka berhak meminta berkat Allah bila mereka telah hidup menurut standar hukum taurat, jadi bukan berdoa dengan sikap meminta-minta seperti pengemis yang tanpa kepastian untuk mendapatkan berkat Allah. Dalam perjanjian baru, gereja Tuhan berhak menerima dan menikmati berkat Allah karena telah dibayar lunas oleh Yesus, Alkitab menyatakan bahwa segala berkat rohani di surga (segala sesuatu yang baik) telah diberikan kepada jemaat melalui Kristus (Eph 1:3), dan Allah telah mengaruniakan segala sesuatu (yang baik) bersama-sama Kristus (Rom 8:32). Setiap orang yang menerima Tuhan Yesus sebenarnya juga telah mendapatkan paket lengkap segala macam anugerah dan berkat Allah. Tetapi mengapa masih banyak jemaat yang tidak menikmati berkat Allah yang melimpah itu?

          Prinsip utama yang harus kita perhatikan adalah bahwa meskipun Tuhan Yesus telah menebus semua manusia dari dosa dengan segala akibatnya, dan juga telah menyediakan segala berkat di surga, semuanya itu tidak otomatis menjadi bagian dari kehidupan semua manusia. Contoh yang paling sederhana adalah dalam hal keselamatan, tidak semua orang otomatis diselamatkan, tetapi hanya orang yang mau menggunakan imannya untuk percaya kepada Yesus saja yang dapat menerima dan menikmati keselamatan itu. Hal ini juga berlaku untuk setiap janji dan berkat Allah bagi gerejaNya, meskipun setiap berkat Allah telah diberikan kepada jemaat melalui Kristus, tetapi kita harus tahu bahwa berkat surgawi itu bersifat rohani (Eph 1:3), sehingga setiap jemaat harus menggunakan imannya untuk dapat mengaktifkan setiap berkat itu supaya dapat dinikmati dalam alam jasmani. Prinsip untuk mengaktifkan semua berkat rohani ini sama dengan ketika jemaat menggunakan imannya untuk mengambil anugerah keselamatan yang telah disediakan di dalam Yesus, sebagai contohnya, jika jemaat ingin mengaktifkan berkat kesembuhan, pergunakan iman untuk mengambil dan menikmati kesembuhan yang telah disediakan di dalam Yesus.

          Tetapi bagaimana cara menggunakan iman? Untuk mengerti hal ini kita harus memahami apa itu iman, Alkitab menyatakan bahwa iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat (Heb 11:1). Artinya jika kita mengharapkan sesuatu, harus ada dasarnya, dan dasarnya adalah apa yang ada di dalam Kristus, yaitu segala sesuatu yang baik bagi umat manusia (Rom 8:32). Sebagai contohnya adalah keselamatan, kesembuhan dan kemakmuran, itu adalah sebagian kecil dari banyak hal yang telah Yesus sediakan bagi kita melalui penebusan dosa di atas salib, dan itu semua adalah fakta rohani yang tidak dapat dilihat oleh mata jasmani. Jadi cara menggunakan iman adalah dengan percaya atau bersandar pada pribadi Yesus Kristus sebagai sumber segala sesuatu yang baik. Contoh dalam hal keselamatan, dulu kita memandang diri kita sendiri sebagai orang berdosa yang patut dimurkai Allah, tetapi setelah menggunakan iman dengan menerima fakta bahwa Yesus telah menanggung dosa kita, maka kita harus memandang diri kita sebagai orang benar yang juga telah didamaikan dengan Allah (Rom 5:8-11). Berdasarkan iman akan fakta rohani di dalam Kristus itulah otomatis jiwa dan tubuh kita akan mengikutinya, hal ini dapat nampak dalam perubahan perkataan, sikap dan perbuatan kita.

          Meskipun tampaknya mudah dan sederhana, banyak jemaat Tuhan tidak mendapatkan apa yang mereka harapkan, hal ini bukan karena mereka tidak punya iman, tetapi mereka tidak berani menggunakan iman mereka, atau mereka berani menggunakan iman tetapi hanya sebentar saja kemudian kembali lagi kepada cara pandang yang lama. Semua ini disebabkan adanya penghalang yang membuat mereka tidak percaya, ragu-ragu dan kuatir, jadi apa sebenarnya penghalang iman itu? Memang ada berbagai macam penghalang, tetapi secara umum penghalangnya adalah hal-hal yang bersifat jasmani, segala sesuatu yang dapat kita lihat, dengar dan sentuh dengan tubuh jasmani kita seringkali membuat jemaat Tuhan tidak dapat mempercayai fakta rohani. Memang pada dasarnya manusia yang dilahirkan dalam dosa hanya dapat percaya pada hal-hal jasmani dan menganggap hal rohani sebagai kebodohan (1 Cor 2:14), oleh sebab itu jemaat yang telah dilahirkan kembali secara rohani harus melatih diri untuk menggunakan indera rohani yaitu iman supaya dapat menikmati segala berkat rohani dari Allah. Logikanya jika kita sebagai gereja berani menggunakan iman kita untuk mendapatkan keselamatan yang bersifat kekal, mengapa kita tidak berani menggunakan iman kita untuk urusan sehari-hari yang bersifat sementara?

          Bagaimana jika situasi dan kondisi tidak sesuai dengan fakta rohani di dalam Kristus? Alkitab menyatakan bahwa jemaat dapat menggunakan iman melalui perkataan untuk mengubah situasi dan kondisi ataupun segala penghalang yang lain (Mark 11:22-23). Contohnya : jika kita percaya bahwa kita telah disembuhkan dalam Yesus, tetapi situasi dan kondisi tubuh kita justru semakin memburuk, maka kita dapat menggunakan iman dengan memberikan perintah kepada keadaan jasmani yang memburuk itu untuk menyingkir supaya keadaan menjadi sesuai dengan fakta rohani di dalam Kristus. Banyak jemaat tidak menikmati segala janji Allah karena ketika melihat situasi dan kondisi menghalangi apa yang mereka harapkan, maka mereka menyerah pada keadaan, masalahnya bukanlah  tidak memiliki iman, tetapi mereka tidak menggunakan iman untuk menyingkirkan penghalang itu melalui perkataan. Alkitab menyatakan bahwa Allah sendiri menciptakan alam semesta ini melalui perkataan, untuk membuat apa yang tidak kita lihat (rohani) menjadi apa yang dapat kita lihat (jasmani) (Heb 11:3), hal ini jelas bahwa kita dapat mengubah segala fakta rohani menjadi realita jasmani melalui perkataan yang kita ucapkan dengan iman.