Rabu, 12 Februari 2014

Bagaimana manusia dapat mengenal Allah sang Pencipta? (Bagian 1)

         Meskipun mungkin tampak konyol, tetapi saya mau katakan bahwa di jaman teknologi komunikasi dan informasi yang mutakhir ini sebenarnya manusia dapat menemukan dan mengenal "Allah Pencipta segala sesuatu" itu dengan mudah. Sebab Allah telah membuka jalan agar setiap manusia dapat mengenalNya melalui cara komunikasi dan informasi (Rom 10:13-15). Masalahnya ada banyak informasi yang tidak benar di dunia ini, jadi bagaimana kita dapat mengetahui informasi yang benar untuk mengenal Allah? Setidaknya ada 3 hal dasar yang dapat menjadi acuan atau prinsip untuk mengetahui informasi yang benar tentang Allah.


          Prinsip yang pertama, manusia yang bersifat jasmaniah (daging) tidak mungkin dapat mengenal dan menemukan Allah yang adalah Roh (John 4:24). Oleh sebab itu Allah harus terlebih dahulu menyatakan diriNya secara jasmaniah (daging) atau menjadi manusia agar dapat dikenal oleh seluruh manusia, ini adalah prinsip yang paling logis dan dapat dipertanggungjawabkan. Umumnya ajaran mengenai "allah" dari berbagai agama ataupun tradisi sangat beraneka ragam dan masing-masing mengklaim ajaran mereka sebagai kebenaran, tetapi tidak ada satupun dari "allah" mereka yang pernah menyatakan diri menjadi manusia dan tercatat dalam sejarah kehidupan manusia. Jadi jelas jika Allah tidak menyatakan diri menjadi manusia, mustahil manusia dapat mengenalNya, sehingga timbullah berbagai macam ajaran yang berbeda-beda yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

          Tetapi Alkitab jelas mengatakan bahwa Allah telah menjadi manusia dan diam diantara kita untuk menyatakan pribadiNya, sebab tidak ada seorangpun yang pernah melihat Allah (John 1:1-18). Hal yang paling penting ketika Allah menjadi manusia adalah adanya banyak saksi-saksi yang beberapa diantaranya menjadi penulis Alkitab perjanjian baru, inilah yang membuat prinsip ini dapat diterima dengan akal sehat. Meskipun tidak semua orang menerima Yesus sebagai Allah pada saat Ia di dunia ini, tetapi literatur sejarah diluar Alkitab juga mengesahkan keberadaan dan kehidupan Yesus pada saat itu.

        Jadi apabila kita mau dengan jujur menguji sumber dari tiap-tiap ajaran ataupun informasi mengenai Allah diluar Alkitab, maka kita akan mendapati bahwa semuanya itu masing-masing bersumber dari satu orang (biasanya para pemimpinnya) yang mengaku mendapat pewahyuan dari Allah secara pribadi. Dalam sejarah, banyak orang mengklaim pernah mendapat pewahyuan pribadi dari Allah, tetapi tanpa adanya saksi-saksi dan bukti-bukti fisik dalam sejarah, semua ajaran itu patut dipertanyakan kebenarannya. Hal inilah yang akan saya bahas pada bagian 2.