Kamis, 20 Februari 2014

Apakah Alkitab bebas dari kesalahan? (Bagian 1)

          Untuk menjawab pertanyaan ini, kita harus mengerti terlebih dahulu apa Alkitab itu? Yesus berkata bahwa Alkitab atau Kitab Suci adalah kumpulan kitab-kitab yang memberi kesaksian tentang Dia (Yesus) (John 5:39-40). Di sini Tuhan Yesus dengan tegas memisahkan mana yang dapat disebut sebagai kitab suci dan mana yang bukan, hanya kitab-kitab yang memberi kesaksian tentang Yesuslah yang dapat disebut sebagai kitab suci. Tetapi kesaksian tentang Yesus di dalam kitab-kitab suci dapat dinyatakan dalam berbagai macam bentuk tulisan, seperti sejarah, nubuatan, puisi, hukum, doa, hikmat, pengalaman pribadi, pengajaran, maupun surat-surat. Hal ini menyebabkan banyak orang tidak mengerti bahwa semuanya itu ditulis untuk memberi kesaksian tentang Tuhan Yesus (Luke 24:25-27).

          Mungkin banyak orang (terutama dari kepercayaan lain) tidak setuju dengan pernyataan Tuhan Yesus di atas yang memberikan kesan sangat subyektif atau sepihak, sebab saat ini banyak aliran kepercayaan maupun agama yang masing-masing mengklaim memiliki kitab suci mereka sendiri. Tetapi menurut Yesus, hanya orang Yahudi yang memiliki kumpulan kitab suci berdasarkan realita sejarah (Alkitab perjanjian lama). Kitab-kitab tersebut mencatat pewahyuan mengenai penciptaan segala sesuatu oleh Allah dan keterlibatan langsung Allah dalam kehidupan manusia, terutama bangsa Israel sebagai bangsa pilihanNya. Tidak ada kitab lain seperti kitab suci bangsa Yahudi yang dicatat oleh banyak orang dari berbagai jaman untuk menyatakan informasi atau kesaksian tentang Allah berdasarkan realita sejarah.

          Setelah Tuhan Yesus naik kembali ke surga, beberapa muridNya juga menulis catatan-catatan kesaksian tentang Dia, semuanya ini telah dikumpulkan menjadi satu kitab suci perjanjian baru (berjumlah 27 kitab) dan digabungkan dengan kitab suci bangsa Yahudi (berjumlah 39 kitab) sehingga jumlah totalnya adalah 66 kitab yang berkaitan satu dengan lainnya, inilah yang disebut Alkitab. Seluruh 66 kitab dalam Alkitab itu telah dinyatakan lengkap dan tidak perlu ada tambahan lagi sebab baik catatan maupun pesan yang terkandung di dalamnya telah mencakup konteks masa lalu (perjanjian lama), masa sekarang (perjanjian baru) dan masa yang akan datang (akhir jaman). Meskipun demikian, Alkitab adalah kumpulan kitab-kitab yang dicatat oleh manusia, sehingga menimbulkan pertanyaan apakah Alkitab itu bebas dari kesalahan? Hal ini akan saya bahas pada bagian 2.